Rupiah Lanjut Terdepresiasi 97 Poin Pagi ini, Terhimpit Pernyataan Terbaru Powell
Wednesday, April 17, 2024       09:23 WIB

Ipotnews - Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar kemungkinan masih berlanjut hari ini, setelah tadi malam Ketua bank sentral Amerika Serikat Jerome Powell mengeluarkan sinyal untuk menunda pemangkasan suku bunga acuan.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu (17/4) pukul 09.15 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan di level Rp16.272 per dolar AS, melemah 97 poin atau 0,60% dibandingkan Selasa sore (16/4) di level Rp16.175 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan indeks dollar AS pagi ini terlihat masih di level tinggi di atas kisaran 106. "Bertahannya penguatan dollar, selain konflik Timur Tengah yang memanas, juga karena pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell, semalam, bahwa inflasi AS masih belum terlihat kemajuan berarti untuk turun ke target 2%," kata Ariston dalam keterangan tertulis pagi ini.
Ketua the Fed Jerome Powell tadi malam memberi sinyal bahwa para pembuat kebijakan akan menunggu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk menurunkan suku bunga, setelah serangkaian data inflasi yang sangat tinggi.
Powell merujuk pada kurangnya kemajuan yang dibuat terkait inflasi setelah sempat turun dengan cepat pada akhir tahun lalu. Ia mengatakan para pejabat The Fed kemungkinan butuh waktu lebih lama untuk yakin bahwa inflasi sedang menuju target sebesar 2% sebelum menurunkan biaya pinjaman.
Jika tekanan harga terus berlanjut, ungkap Powell, The Fed dapat mempertahankan suku bunga tetap stabil selama diperlukan.
"Data terbaru jelas belum memberi kami keyakinan yang lebih besar, dan malah menunjukkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan untuk mencapai keyakinan itu," kata Powell pada Selasa malam (16/4) dalam diskusi panel bersama Gubernur Bank of Canada Tiff Macklem di Wilson Center di Washington.
Kondisi perekonomian AS terus mengejutkan para pejabat The Fed dengan ketangguhannya. Para pengusaha menambah lebih dari 300.000 tenaga kerja pada bulan Maret - yang terbanyak dalam hampir setahun - dan penjualan ritel melebihi ekspektasi. Peningkatan tersebut terjadi bersamaan dengan meningkatnya tekanan harga pada 2024, yang menimbulkan kekhawatiran tentang terhambatnya kemajuan menuju target inflasi bank sentral.
Situasi ini membuat pelaku pasar bisa menyimpulkan bahwa the Fed bakal menunda kebijakan pemangkasannya. Oleh karena itu tekanan dolar AS terhadap rupiah mungkin bisa terjadi juga hari ini.
"Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp16.200 - Rp16.250 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp16.100 per dolar AS," pungkas Ariston.(Adhitya)

Sumber : admin